MERDEKA SANG PENA
Pena
Intan berkilau bersama berkibarnya Sang Saka,
Elok
dan gagahnya Garuda Emas tiada tertandingi, mengitari langit Nusantara.
Ntah
berapa lama? Namun, kemilau itu tidak akan sirna bersama sayap-sayap tembaga,
Di
tengah carut-marutnya dunia Pendidikan, tertuang tinta hitam di atas kertas
putih,
Itukah
gerangan? Apakah maksudnya? Ia hanya mampu berhela nafas.
Di
masa ke-78 tahun, hengkangnya Kaum Penjajah di Bumi Pertiwi.
Inikah Pena Intan
yang bertinta Emas?
Kau keliru, sangat
keliru, itu keliru.
Antara Merah dan Putih, tersimpan
titik Hitam siap mengikis Nusantara,
Namun
janganlah kau kira, itu baik-baik saja.
Meradangnya
Pena Intan yang berkilauan,
Enggan berkata, memilih diam. Membisu seribu
bahasa pada Sang Saka,
Renggang, hampir putus! Pena Intan tetaplah perjuangan tanpa
tanda jasa.
Dengan Pena Intan yang mulai rapuh. Engkau kobarkan taring emasmu,
Engkau luluhkan carut-marut. Dunia Pendidikan yang hampir kelam.
Kau
keliru! Kau keliru! Kau sangat keliru!
Anggapan kau goreskan di tengah keelokan garuda Emas,
hanyalah kekecewaan.
Kemerdekaan
akan terus ada, meski Sukma Pena Intan meradang,
Akan
kembali tinta Pena Intan dalam Sanubari Pejuang Tanpa Tanda Jasa,
Nan menghiasi pengabdiannya di tanah
Nusantara.
Karya:
Hendrasius, S.Pd.
Pakunam,
Singkawang, Kalimantan Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar