"Maaf Merah "
Wajahnya merah padam,
Menahan rasa malu,
Rasa cámak yang membuat pilu hati,
Namun ku kan memberimu,
Kata maaf meski kau terlalu,
Pada aku,
Gurumu yang kau hinakan.
Karya Hendra Bahari Singkawang
Hendra Bahari Singkawang merupakan blog khusus yang dibuat oleh Kanjeng Hendrasius, S.Pd. Blog ini dibuat sebagai wadah untuk menyalurkan inspirasi saya sebagai seorang seniman yang berasal dari Singkawang, Kalimantan Barat. "Sampunt Tabek Samulabo, Sunio Dirik Sabinuo" Kuurr Sumangatn.
"Maaf Merah "
Wajahnya merah padam,
Menahan rasa malu,
Rasa cámak yang membuat pilu hati,
Namun ku kan memberimu,
Kata maaf meski kau terlalu,
Pada aku,
Gurumu yang kau hinakan.
Karya Hendra Bahari Singkawang
Pohon Pejuang
Hendrasius, lahir di Sijangkung, 24 Desember 1983. Putra bungsu dari sepuluh bersaudara memiliki hobbi membaca, menyanyi, dan berkebun. Bekerja sebagai Petani Singkong. Motto: Kegagalan merupakan pengalaman terbaik untuk memperbaiki diri.
Menari awan di atas Gunung
Menggenggam harapan secerah Surya
Menghangatkan Dia yang berlari
Di gerbang tanah Khatulistiwa
Awan menari di atas pohon
Berdendang riang Dia yang terlahir
Tangis pilu calon Pejuang
Demi mereka yang tak datang
Pohon melambai di Gunung Padagi
Menandai Dia yang bersenjata
Membela bangsa dan negara
Dari derita yang kian meraja
Menggigit jantung hingga kepala
Pada Dia yang mati muda
Demi membela yang tiada bernoda
Semua karna Doa-Doanya.
Gigi dan Pisau
Gig negara terjatuh,
Di atas tajamnya mata pisau,
Negara itu teriris,
Terluka berderai.
Karya: Hendrasius Bahari.
Sinar Mematikan
Langit pagi memecahkan sinar mentari,
Cahayanya menusuk kulitku,
Hingga kulitku hangus terbakar.
Karya Hendrasius Bahari
Tangisan Malam
Di tengah malam sunyi,
Aku menangis meraung-raung,
Menangisi Mereka,
Yang telah pergi bersama angin malam,
Yang membawa raunganku pada Ilahi.
Di tengah malam sunyi,
Aku menitikan air mata darah,
Menangisi mereka,
Yang telah hancur bersama angin Surga,
Yang membawa derasnya air mataku pada Sang Pencipta.
Karya : Hendrasius Bahari
Gerimis dan Rembulan
Hujan Gerimis,
Menantang rembulan malam ntuk bersinar,
Bersama gemerisik di sela-sela dedaunan.
Gerimis dan Rembulan,
Akankah Dia akan membara?
Ataukah Diakan menangis bersama Gerimis di malam ini?
Merenungi Rembulan yang bersembunyi?
Karya: Hendrasius, S.Pd
Sudah dikirim
Berjuta Badai
Aku berada di tengah badai
Tersisih bersama beratus luka
Karna api yang membara
Cintamu yang mendua
Aku tertusuk seribu duri
Terbuang dari kulit anyir
Karna asmara yang membara
Dustamu yang tersisa
Aku terluka di antara puing-puing duri
Kecewa hati bersama sejuta derita
Karna kau yang tiada bermuka
Janjimu indah penuh bualan
Aku mati di antara semak berduri
Merana, tersiksa dengan berlaksa dosa
Karna kau yang durjana
Kau membuatku mati terhina
Puisi 16 baris untuk lomba tingkat nasional.
Biodata Penulis
Hendrasius, Putera bungsu dari Bapak Bahari Loson bin Nampo dan Ibu Kisah Usup binti Nyabukng. Lahir pada hari Sabtu, tanggal 24 Desember 1983, di Dusun Pakunam, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kalimantan Barat. Memiliki hobby membaca buku, dan berkebun. Pekerjaan sebagai petani singkong. Motto &Tetap jujur dan adil meski berada di antara gelombang besar.& Alamat rumah Jalan Sagatani Rt/Rw: 16/004 no.4 Kelurahan Sijangkung, Kec. Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Puisi Lomba
Singkawang Tanoh Parenean Dirik
Terukir indah namamu,
Pada rongga mulut mereka yang suci,
N'tuk menggaungkan tonggak sejarah leluhur,
N'tuk sebongkah batu permata,
Di zamrud pusaka leluhur suci Singkawang.
Bantang Sakawokng dulu namanya,
Nama yang indah, nama yang suci,
Tempat berjuta makhluk memuja-muji JUBATO,
Sang Pencipta alam sejagat raya.
Bantang Sakawokng, Kota Singkawang,
Tanoh Parenean, tanah nan indah permai,
Tanah berjuta harapan dan aturan,
Sebagai penyambung nafas mereka yang telah pergi,
Untuk kampokng tompokng Parenean sapage waris,
Tanah pusaka leluhurku,
Dayak Salako Garantukng Sakawokng.
Biodata Penulis
Hendrasius, Putera bungsu dari Bapak Bahari Loson bin Nampo dan Ibu Kisah Usup binti Nyabukng. Lahir pada hari Sabtu, tanggal 24 Desember 1983, di Dusun Pakunam, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kalimantan Barat. Memiliki hobby membaca buku, dan berkebun. Pekerjaan sebagai petani singkong. Motto &Tetap jujur dan adil meski berada di antara gelombang besar.& Alamat rumah Jalan Sagatani Rt/Rw: 16/004 no.4 Kelurahan Sijangkung, Kec. Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Tempurung kelapa
Bara api membakar malam,
Menghangatkan periuk nasi,
Berisi beras kemarin,
Lidah api menari,
Menjilat burit periuk hitam ternoda
Perlahan namun pasti,
Burit periuk kan keriput
terkoyak luka menga-nga
Bara api menyala,
Membakar burit periuk,
Tercium bau hangus dari periuk
Mengepul asap putih dari beras gosong,
Tempurung kelapa berteriak-teriak
Namun semua telah tiada
Pergi tanpa derita
Yang tersisa hanyalah bahagia
Tanda rasa cinta pada mereka yang telah membara
Lebur bersama api di malam gelap
Karya :Hendrasius (Hendra Bahari)
Gejolak Hati
Asabatku hampir putus
Kelam jiwaku menunggu
Untuk dia yang tercinta
Tanjul yang kau lempar
Atasi jiwaku yang kelu
Kelam tiada berdaya
Barisan semut menertawakan
Insan Tuhan yang lemah
Sebab ditinggalkan kekasihnya
Ampas asmara ternoda
Kelam jiwaku, suram hatiku
Hilang akalku, takkan pulang rasaku
Lara hatiku, merana otakku
Ngelu, jiwaku mengeram
Anganku hilang tertikam asmara
Muhalkan kembali dia padaku.
Biodata
Hendrasius, S.Pd., lahir di Kampung Pakunam, Sijangkung, pada tanggal 24 Desember 1983. Putra bungsu dari 10 bersaudara pasangan Tn. Bahari Loson bin Nampo, dan Ny. Kinah Usup binti Nyabukng memiliki hobbi membaca, menyanyi, dan berkebun. Motto: Kegagalan merupakan pengalaman terbaik untuk memperbaiki diri. Bekerja sebagai Petani Singkong dan Penyiar Radio Diaros Duta Swara Singkawang. Alamat rumah: Jalan Sagatani RT/RW 16/004 No.4A Dusun Pakunam, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
UNTUKMU UMPAM KEMBANG HATIKU
Oleh Hendrasius, S.Pd.
Nampo menabur asmara kepada Umpam,
Kembang bertangan dingin mengurusi mereka yang hendak beranak,
Berketurunankanlah teruna tunggal ternamai Loson,
Di dalam kolam asmara dua insan milik Yang Agung.
Beribu sayang,
Sungguh amat di sayangkan,
Di tengah perjalanan menuju rumahtangga indah,
Sang Kanda ditakdirkan pergi ke Kahyangan,
Dijemput oleh-Nya,
Menemui Sang Kuasa,
Teruna tertunggal tiada beradik,
Hidup berkalung rindu kepada ayah.
Takdir terukir untuk bahtera hidup,
Tatkala Umpam menjalin kasih,
Pada jejaka ternamai Bujuk,
Dirahimnya terukir benih suci,
Nekal,
Badegok,
Nonong,
Untai, dan Mekel.
Dua keturunan terukir nyata dari rahimnya,
Sang Kekasih pujaan hati.
Riwayat Penulis
Hendrasius, S. Pd., atau yang lebih akrab dipanggil Hendra Bahari Singkawang, lahir pada hari Sabtu, 24 Desember 1983 di Kampung Pakunam, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Putra bungsu dari Sepuluh bersaudara pasangan Alm. Bahari anak Loson cucu Nampo, dan Almh. Kinah anak Usup cucu Nyabukng. Memiliki hobbi membaca, menyanyi, memasak, dan berkebun. Motto: &Kegagalan merupakan pengalaman terbaik untuk memperbaiki diri, karna bersama TUHAN tidak ada yang mustahil&
Alamat Rumah: Jalan Sagatani Rt/Rw: 16/004, no 4, Dusun Pakunam, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Ngauk Kapalo (Hendra Bahari Singkawang) Nanang mato ka oncok bukit, Maok ijook gaik taraboh, Antoh mato dameo, Mato urok taraboh, Ka puhu...